Pages

Rabu, 08 Februari 2012

Pesan Moral dalam al--Qur'an


Banyak sekali pesan pesan moral yang disampaikan Allah melalui al-Quran, namun hanya beberapa saja yang akan pada kesempatan kali  ini.
1. Ketenangan Jiwa

diantara penyeimbang kestabilan emosi yang diberikan oleh al-Qur'an adalah adanya perintah beriman dengan takdir, tidak satupun yang terjadi di atas dunia ini kecuali semuanya sudah tertulis di lauh mahfuzh, "Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadid: 22)

Kaum mukminin seharusnya menyadari pernyataan yang agung ini. Sebagai konsekuensinya, sudah seharusnya mereka tidak berbuat kebodohan seperti orang-orang yang menolak kenyataan dalam hidupnya. Dengan memahami bahwa hidup ini ada sebuah ikatan yang namanya "takdir", mereka tidak akan pernah kecewa atau merasa takut terhadap apa pun. Mereka menjadi yakin dan tenang seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. yang bersabda kepada sahabatnya, "Janganlah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita." (at-Taubah: 40) ketika sahabatnya itu merasa khawatir ditemukan oleh kaum Quraisy yang bermaksud membunuh mereka ketika bersembunyi di dalam gua


2. Berhati-hati

Orang mukmin bukanlah orang buta yang dilepas dijagad raya ini namun dia adalah orang yg bisa melihat yang terus diperintah untuk memikirkan dan menyadari bahwa alam ini dibuat dengan tujuan dan maksud tertentu.

Alam dunia dibuat untuk menguji kualitas seseorang, apakah nantinya dia layak untuk sorga atau tidak, diatas dunia manusia akan menghadapi berbagai cobaan baik   dengan kesenangan ataupun melalui kesengsaraaan, setelah datang masanya dia akan meninggalkan alam ini menuju alam yang abadi dan tempat hidup selamanya, tempat pemutaran kisah-kisah perjalanan hidup yang dia lewati sewaktu didunia

Mengabaikan Allah dan tidak mengacuhkan kehidupan akhirat, sepanjang hidup mengejar keserakahan dunia, berarti hukuman abadi di dalam api neraka. Orang-orang yang berada di jalan ini digambarkan Al-Qur`an sebagai "orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat". Bagi mereka, Allah memutuskan, "Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong." (al-Baqarah: 86)

Modal utama dalam pelayaran hidup di dunia ini adalah dengan tetap berhati-hati dan terus mendekatkan diri dengan tuntunan-tuntunan yang diberikannya dalam al-Qur'an. 



3.Berdoa

Berdo'a merupakan cara berdialog dengan Allah; dan dia juga merupakan salah ciri  yang membedakan orang yang beriman dari orang musyrik. seorang muslim seberapapun dia maksimal melakukan sesuatu maka dia tidak pernah melupakan aktivitas yang namanya doa.
karena dia meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa alam ini tidak berjalan dengan sendirinya, dia tidak semata tunduk pada hukum sebab akibat namun disana ada yang maha kuasa yang mengatur segalanya, kalaupun manusia bisa mentargetkan sesuatu namun dia tak kuasa sedikitpun untuk menentukan hasil dan Allah  berfirman, 'Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.'" (al-Mu'min: 60)

4.Sabar hingga Datang Kematian

Manusia diciptakan dengan disertai sifat tidak sabar dan karenanya ia banyak berbuat kesalahan. Akan tetapi, agama meminta setiap orang agar bersabar karena Allah. Orang beriman, terutama, harus sabar menunggu keselamatan yang besar yang Allah janjikan, "Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (al-Muddatstsir: 7) 
Sabar merupakan salah satu sifat penting untuk mencapai ridha Allah; itulah kebaikan yang harus diusahakan agar lebih dekat kepada Allah.
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Ali Imran: 200)

Dalam masyarakat jahiliah, arti sabar bercampur dengan ketahanan diri. Akan tetapi, ketahanan diri memiliki makna yang berbeda, yaitu menahan sakit atau kesusahan. Makna sabar yang sebenarnya dijelaskan dalam Al-Qur`an. Perbedaan ini hanya dipahami oleh orang-orang yang benar-benar beriman. Ketekunan orang-orang beriman bertujuan untuk mencapai ridha Allah. Dengan demikian, sabar memberikan penerangan bagi orang beriman, sedangkan "ketahanan diri" hanya memberikan kejengkelan dan kesusahan bagi orang-orang yang tidak beriman. Al-Qur`an menyatakan hal ini, "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (al-Baqarah: 45)

Ayat lain dalam al-Qur'an menekankan bahwa kegembiraan akan diberikan kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi rintangan atau kesusahan.
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun.'" (al-Baqarah: 155-156)

Sabar merupakan sifat mulia yang dapat meningkatkan kekuatan orang-orang beriman. Allah menyatakan pada ayat berikut, betapa kekuatan sabar ini bisa mengalahkan sesuatu.
"Sekarang, Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (al-Anfaal: 66)

Sabar, sekali lagi, merupakan sifat yang tergolong positif yang diterangkan dalam Al-Qur`an. Seseorang bisa saja rendah hati, sederhana, baik budi, taat atau patuh; namun semua kebaikan ini hanya akan berharga ketika kita menggabungkannya dengan kesabaran. Kesabaranlah yang diperlihatkan dalam berdo'a dan merupakan sifat orang beriman, yang membuat do'a-do'a kita dapat diterima.

Sabar meliputi seluruh kehidupan orang beriman, yang patuh pada ketentuan, "Sabarlah untuk tuhanmu." Akhirnya, Allah mengambil jiwa mereka dan memberi mereka penghargaan dengan surga-Nya. Malaikat yang berjaga di pintu-pintu menyebut orang yang benar dengan perkataan,
"(Sambil mengucapkan), 'Salamun `alaikum bi ma shabartum.' Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (ar-Ra'd: 24)