Banyak sekali pesan pesan moral yang disampaikan Allah melalui al-Quran, namun hanya beberapa saja yang akan pada kesempatan kali ini.
1. Ketenangan Jiwa
diantara penyeimbang kestabilan emosi yang diberikan oleh al-Qur'an adalah adanya perintah beriman dengan takdir, tidak satupun yang terjadi di atas dunia ini kecuali semuanya sudah tertulis di lauh mahfuzh, "Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadid: 22)
Kaum mukminin seharusnya menyadari pernyataan yang agung ini. Sebagai konsekuensinya, sudah seharusnya mereka tidak berbuat kebodohan seperti orang-orang yang menolak kenyataan dalam hidupnya. Dengan memahami bahwa hidup ini ada sebuah ikatan yang namanya "takdir", mereka tidak akan pernah kecewa atau merasa takut terhadap apa pun. Mereka menjadi yakin dan tenang seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. yang bersabda kepada sahabatnya, "Janganlah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita." (at-Taubah: 40) ketika sahabatnya itu merasa khawatir ditemukan oleh kaum Quraisy yang bermaksud membunuh mereka ketika bersembunyi di dalam gua
2. Berhati-hati
Orang mukmin bukanlah orang buta yang dilepas dijagad raya ini namun dia adalah orang yg bisa melihat yang terus diperintah untuk memikirkan dan menyadari bahwa alam ini dibuat dengan tujuan dan maksud tertentu.
Alam dunia dibuat untuk menguji kualitas seseorang, apakah nantinya dia layak untuk sorga atau tidak, diatas dunia manusia akan menghadapi berbagai cobaan baik dengan kesenangan ataupun melalui kesengsaraaan, setelah datang masanya dia akan meninggalkan alam ini menuju alam yang abadi dan tempat hidup selamanya, tempat pemutaran kisah-kisah perjalanan hidup yang dia lewati sewaktu didunia
Mengabaikan Allah dan
tidak mengacuhkan kehidupan akhirat,
sepanjang hidup mengejar keserakahan
dunia, berarti hukuman abadi di dalam
api neraka. Orang-orang yang berada
di jalan ini digambarkan Al-Qur`an sebagai
"orang-orang yang membeli kehidupan
dunia dengan (kehidupan) akhirat".
Bagi mereka, Allah memutuskan, "Maka
tidak akan diringankan siksa mereka
dan mereka tidak akan ditolong."
(al-Baqarah: 86)
Modal utama dalam pelayaran hidup di dunia ini adalah dengan tetap berhati-hati dan terus mendekatkan diri dengan tuntunan-tuntunan yang diberikannya dalam al-Qur'an.
3.Berdoa
Berdo'a merupakan cara berdialog dengan Allah; dan dia juga merupakan salah ciri yang membedakan orang yang beriman dari orang musyrik. seorang muslim seberapapun dia maksimal melakukan sesuatu maka dia tidak pernah melupakan aktivitas yang namanya doa.
karena dia meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa alam ini tidak berjalan dengan sendirinya, dia tidak semata tunduk pada hukum sebab akibat namun disana ada yang maha kuasa yang mengatur segalanya, kalaupun manusia bisa mentargetkan sesuatu namun dia tak kuasa sedikitpun untuk menentukan hasil dan Allah berfirman, 'Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.'" (al-Mu'min: 60)
4.Sabar hingga Datang Kematian
Manusia diciptakan
dengan disertai sifat tidak sabar dan
karenanya ia banyak berbuat kesalahan.
Akan tetapi, agama meminta setiap orang
agar bersabar karena Allah. Orang beriman,
terutama, harus sabar menunggu keselamatan
yang besar yang Allah janjikan, "Dan
untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah."
(al-Muddatstsir: 7)
Sabar merupakan
salah satu sifat penting untuk mencapai
ridha Allah; itulah kebaikan yang harus
diusahakan agar lebih dekat kepada Allah.
"Hai orang-orang
yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah
kepada Allah supaya kamu beruntung."
(Ali Imran: 200)
Dalam masyarakat jahiliah,
arti sabar bercampur dengan ketahanan
diri. Akan tetapi, ketahanan diri memiliki
makna yang berbeda, yaitu menahan sakit
atau kesusahan. Makna sabar yang sebenarnya
dijelaskan dalam Al-Qur`an. Perbedaan
ini hanya dipahami oleh orang-orang
yang benar-benar beriman. Ketekunan
orang-orang beriman bertujuan untuk
mencapai ridha Allah. Dengan demikian,
sabar memberikan penerangan bagi orang
beriman, sedangkan "ketahanan diri"
hanya memberikan kejengkelan dan kesusahan
bagi orang-orang yang tidak beriman.
Al-Qur`an menyatakan hal ini, "Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk." (al-Baqarah: 45)
Ayat lain dalam al-Qur'an menekankan bahwa kegembiraan akan
diberikan kepada orang-orang yang bersabar
dalam menghadapi rintangan atau kesusahan.
"Dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang
sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun.'"
(al-Baqarah: 155-156)
Sabar merupakan sifat
mulia yang dapat meningkatkan kekuatan
orang-orang beriman. Allah menyatakan
pada ayat berikut, betapa kekuatan sabar
ini bisa mengalahkan sesuatu.
"Sekarang, Allah
telah meringankan kepadamu dan Dia telah
mengetahui bahwa padamu ada kelemahan.
Maka jika ada di antaramu seratus orang
yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan
dua ratus orang; dan jika di antaramu
ada seribu orang (yang sabar), niscaya
mereka dapat mengalahkan dua ribu orang
dengan seizin Allah. Dan Allah beserta
orang-orang yang sabar." (al-Anfaal:
66)
Sabar, sekali lagi,
merupakan sifat yang tergolong positif
yang diterangkan dalam Al-Qur`an. Seseorang
bisa saja rendah hati, sederhana, baik
budi, taat atau patuh; namun semua kebaikan
ini hanya akan berharga ketika kita
menggabungkannya dengan kesabaran. Kesabaranlah
yang diperlihatkan dalam berdo'a dan
merupakan sifat orang beriman, yang
membuat do'a-do'a kita dapat diterima.
Sabar meliputi seluruh
kehidupan orang beriman, yang patuh
pada ketentuan, "Sabarlah untuk
tuhanmu." Akhirnya, Allah mengambil
jiwa mereka dan memberi mereka penghargaan
dengan surga-Nya. Malaikat yang berjaga
di pintu-pintu menyebut orang yang benar
dengan perkataan,
"(Sambil mengucapkan),
'Salamun `alaikum bi ma shabartum.'
Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
itu." (ar-Ra'd: 24)